Minggu, 18 Oktober 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE



LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
MAGNOLIOPHYTA
(SUBCLASSIA ASTERIDAE)
Waktu : Selasa, 29 Arpil 2014



                                                                                         
Disusun Oleh
Nama                           : Siti Maemunah         
NIM                            : 14121620646
Kelas/ Semester           : Biologi- C / IV
Kelompok                   : 6 (Enam)
Asisten Praktikum       : 1.   Ali Nurdin
2.      Rini Sulastri

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI IPA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SYEKH NURJATI CIREBON
2013/2014
Acara Praktikum V
MAGNOLIOPHYTA
(Subclassis Asteridae)

       I.            Tujuan Praktikum
1.      Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada divisi Magnoliophyta khususnya Subclassis Asteridae.
2.       Membedakan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family – family yang ada dalam Subclassis Asteridae.
    II.            Landasan Teori
Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species. (Sudarsono, 2005: 20).
Kelas magnoliopsida (dicotilodenae) terdiri atas tumbuhan berkayu dan herba adanya kambium membuat anggota – anggota kelas magnoliiopsida mengalami mengalami pertumbuhan sekunder pada batang dan akarnya. Pembuluh yang teratur dan tersusun melingkar . daun dengan venasi menjala berbentuk penninervis, daun pada umumnya mempunyai tangkai dan helain daun yang melebar . bunga pada umumnya kelipatan 5 atau 4, dan jarang kelipatanya 3. embrio biji mempunyai 2 kotiledon, jarang hanya 1 ,3 dan 4 kotiledon Kelas magnoliopsida terdiri atas 6 sub kelas, yaitu : Magnoliidae, Hamamelidae, Caryophillidae, Rosidae , Asteriade (Sudarsono, 2005 : 20-22 ).

Classis Magnoliopsida terdiri atas enam subclassis terpilih. Adapun yang dibahas dalam praktikum ini hanya 1 dari keenam subclassis tersebut adalah sebagai berikut: (Campbell, 2000: 176)
1.      Subclassis Asteridae
Sub kelas Asteriidae terdiri atas 11 Ordo, 49 Famili, dan hampir dari 60.000 spesies. Merupakan subkelas yang paling maju dalam divisi Magnoliophyta. Ordo yang terpilih untuk dibahas antaralain, Gentianales, Solanales, Lamiales, Scrophulariales, Rubiales, Astrerales. Pendistribusiannya sangat luas, terdapat pada daerah tropis dan subtropis
Subkelas Asteriidae merupakan subkelas yang anggap paling maju diantara subkelas pada kelas Magnoliophyta hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kriteria yang maju dimiliki oleh subkelas ini antara lain, secara umum berhabitus pohon, semak dan herba dengan pola percabangan simpodial, daun tunggal ataupun majemuk, bunga hipogin, perigin sampai epigin, salah satu ciri khas yang dimiliki oleh subkelas ini yaitu Corolla simpetal, beberapa stamen epipetal sering ada cakram nektar, pollen berinti 2 atau 3, Triaperture, ginesium apokarpi atau sinkarpi, ovarium superum atau inferum, plasenta bervariasi (Mostly aksilar), ovulum unitegmik, substansi senyawa iridoid dan atau alkaloid. (Asep, 2013: 15)
Yang akan kita bahas dalam kegiatan praktikum ini adalah 8 Family (Campbell, 2000: 178) yaitu :
a.      Familia Asteraceae
Daun tunggal, tanpa stipula, letaknya tersebar atau berhadapan, bunga majemuk (kapitulum) dikelilingi braktea involukrum, memiliki 3 bentuk bunga yaitu bunga pita, bunga tabung, dan bunga bibir. Contoh tumbuhannya adalah Ageratum conyzoides (Babadotan)
b.      Familia Rubiaceae
Daun tunggal berhadapan dan memiliki stipula interpetiolar, bunga tunggal, aktinomorph, biseksual. Contoh tumbuhannya adalah Ixora javanica (Soka)
c.       Familia Solanaceae
Bunga tunggal atau majemuk, pentamer, sepal bersatu dan persisten, petal bersatu berbentuk seperti corong. Contohnya adalah Solanum nigrum (Leunca)


d.      Familia Convolvulaceae
Habitus bervariasi, batang berongga, bunga tunggal atau majemuk, bentuknya actinomorph, petal bersatu berbentuk lonceng. Contohnya Ipomoea aquatica (kangkung)
e.       Familia Verbenaceae
Habitus berupa herba atau perdu, bunga majemuk, aktinomorph, daun tunggal tanpa stipula dan letaknya berhadapan. Contoh spesiesnya adalah Duranta erecta (Anak Nakal)
f.       Familia Apocynaceae
Bunga tunggal atau majemuk, petal terdiri atas tubus, limbus, faux. Kuncup bunga biasanya terpilin (kontortus), buah tunggal atau ganda. Contohnya Plumeria acuminate (Kamboja) Duranta erecta (Anak Nakal) Ipomoea aquatica (kangkung) Solanum nigrum (Leunca) Ixora javanica (Soka) Ageratum conyzoides (Babadotan)

 III.            ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.      Lembar hasil pengamatan
2.      Alat tulis                                     
B.     Bahan
1.      Ageratum conyzoides (Babadotan)
2.      Ixora javanica (Soka)
3.      Duranta erecta (Anak Nakal)
4.      Plumeria acuminate (Kamboja)
5.      Tectona grandis (Jati)
6.      Morinda citrifolia (Mengkudu)
7.      Ipomoea batatas (Ubi jalar)
8.      Catharanthus roseus (Tapak dara)
9.      Solanum torvum  (Takokak)
10.  Capsicum Annuum (Cabe-cabean)
 IV.            Prosedur Kerja
1.      Diamati habitus, pola percabangan, dan bentuk segi penampang melintang pada spesiemen tumbuhan.
2.      Diamati Filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk, dan tepi daunnya.
3.      Bunga di amati dan dibandingkan pada komposisi, jenis karangan bunga, dan simetri bunganya.
4.      Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga pada Corolla, Calyx, perigonium, stamen, dan pistilumnya.
5.      Diamati bagian-bagian tumbuhan seperti percabangan, letak stipula, penampang memanjang bunga, braktea, stamen, dan pistilumnya dan diberi nama.
    V.             Hasil pengamatan























 VI.            Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai Divisi magnoliophyta yang merupakan devisi yang terbesar dari organisme fotosintetik dikarenakan divisi magnoliophyta memiliki ribuan jenis. devisi magnoliophyta mempunyai ukuran tubuh yang sangat bervariasi sampai pada tumbuhan air, beberapa jenis divisi magnoliophyta merupakan tanamn pemanjat yang dapat mencapai ketinggian kanopi hutan tropis dan ada juga yang epipit, subkelas magnoliophyta tersebut akan dibahas dalam praktikum ini adalah Subclassis Asteridae, spesies yang akan diamati pada subkelas ini adalah Ageratum conyzoides (Babadotan), Ixora javanica (Soka), Solanum torvum (Takokak), Capsicum Annuum (Cabe-cabean), Duranta erecta (Anak Nakal), Plumeria acuminate (Kamboja), Tectona grandis (Jati), Morinda citrifolia (Mengkudu), Ipomoea batatas (Ubi jalar) dan Catharanthus roseus (Tapak dara). Berikut adalah rician hasil pengamatan yang telah dilakukan pembahasannya:
1.      Ageratum conyzoides (Babadotan)
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Asterales
Famili              : Asteraceae
Genus              : Ageratum
Spesies            : Ageratum conyzoides

Deskripsi tanaman :
Ageratum conyzoides (Babadotan) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk dan meliar di wilayah Nusantara, terna ini berbunga sepanjang tahun dan dapat menghasilkan hingga 40.000 biji per individu tumbuhan. Karenanya, gulma ini dirasakan cukup mengganggu di perkebunan. (Anonim, 2013)
Morfologi tanaman :
Ageratum conyzoides (Babadotan) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Asterales family Asteraceae. Spesies ini memiliki habitus semak dengan pola percabangan monopodial serta segi penampang batangnya bulat berdiri tegak dan berbulu, (Tjitrosoepomo, 2009: 76).  Daunnya majemuk,  letak daun roset batang (berselang - seling), bentuk daunnya jantung terbalik (Obcordate), ujungnya runcing (Accutus), dengan pangkal daunnya jantung (Cordate), bagian tepi daun berlekuk dan memiliki pertulangan menyirip, (Tjitrosoepomo, 2009: 7). Termasuk bunga majemuk, dengan perbungaan rasemosa dan simetri zigomorf, Memilki braktea involukrum, Bunga pseudanthium,  Memilki bunga pita, bibir dan tabung,  Bunga-bunga dengan kelamin yang sama berkumpul dalam bongkol rata-atas, yang selanjutnya (3 bongkol atau lebih) terkumpul dalam malai rata terminal. Bongkol 6–8 mm panjangnya, berisi 60–70 individu bunga, di ujung tangkai yang berambut, dengan 2–3 lingkaran daun pembalut yang lonjong seperti sudip yang meruncing. Mahkota dengan tabung sempit, putih atau ungu dengan tipe Gamopertalus, tenda bunganya Calycinus, benang sari Syngenesius, dan putiknya Syncarp. Dengan distribusi seksnya monoceus.  babadotan dikenal luas sebagai obat luka. (Tjitrosoepomo, 2009: 122)
2.      Ixora javanica (Soka)
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
            Subclass          : Asteridae
Ordo                : Rubiales
Famili              : Rubiaceae
Genus              : Ixora
Spesies            : Ixora javanica
Deskripsi tanaman :
Di Indonesia tanaman Ixora javanica (Soka) merupakan tanaman hias yang cukup populer dikalangan penghobi tanaman hias. Selain unik, bentuk dan jenisnya pun beragam. Ada yang asli berasal dari dalam negeri yaitu soka Jawa (Ixora javanica), ada pula yang berasal dari luar negeri seperti India dan China, dan sekarang telah hadir tanaman soka baru yang disebut soka hibrida. (Anonim, 2013)
Morfologi :
Ixora javanica (Soka) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Rubiales family Rubiaceae. Spesies ini memiliki habitus perdu dengan pola percabangan simpodial serta segi penampang batangnya bulat berbuku – buku. (Tjitrosoepomo, 2009: 76). Berdaun tunggal dengan duduk daunnya roset batang(menyebar), bentuk daunnya lonjong (Elliptical) dengan pertulangan menyirip (Pinnatus), ujungnya runcing (Accutus), dengan pangkal daunnya runcing (Accutus), bagian tepi daun rata (Entire). (Tjitrosoepomo, 2009: 7). Memiliki bunga majemuk, dengan perbungaan rasemosa dan bersimetri aktinomorf berwarna merah, berkelamin dua, kelopak bentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota, bunga soka yang masih kuncup mirip dengan jarum sehingga akan terkesan seperti gundukan jarum disaat sebelum bunganya mekar, kaliks mereduksi atau berubah bentuk menjadi pappus, korolla berbentuk tabung, berligula atau mempunyai 2 labia, stamen 5, epipetalus, antena menyatu, ginesium berkarpela 2, ovarium inferum, satu lokulus, satu ovarium, stilus simpel, bercabang 2, Dengan distribusi seksnya monoceus. Soka biasanya dimanfaatkan sebagai pembatas pagar ataupun ditanam di sudut – sudut halaman sebagai tanaman hias. (Tjitrosoepomo. 2009: 122)
Diagram bunganya
 







3.     
Solanum torvum (Takokak)
Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
         Subclass          : Asteridae
Ordo                : Solanales
Famili              : Solanaceae
Genus              : Solanum
Spesies            : Solanum torvum
Deskripsi tanaman :
Solanum torvum (Takokak) adalah tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) yang buahnya dikenal sebagai sayuran dan juga menjadi bahan pengobatan. Tumbuhan ini berasal dari Asia Barat dan telah menyebar ke seluruh penjuru dunia karena mampu hidup dalam kondisi tertekan. Dalam bahasa Inggris ia paling banyak dikenal sebagai (European) black nightshade. (Anonim, 2013)
Morfologi :
Solanum torvum (Takokak) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Solanales family Solanaceae. Spesies ini memiliki habitus herba pola percabangan simpodial, bentuk penampang batangnya bulat tegak, lunak, dan berwarna hijau. (Tjitrosoepomo, 2009: 72). Jenis daun tunggal, duduk daun tersebar (Alternatus) atau roset batang, bentuk daun bundar telur (Ovate), ujung daun runcing (Accutus), pangkal daunnya tumpul (Obtuse),  pertulangan mennyirip (Pinnatus), tepi daun rata (Entire). (Tjitrosoepomo, 2009: 7). Berupa bunga majemuk, perbungannya rasemosa, simetri bunganya aktinomorf, dengan mahkota kecil, bangun bintang, berwarna putih, dengan kepala sari kuning tegak, menutupi putiknya. benang sari berwarna kehijaunan dengan jumlah 5 buah, calyx peristen, filament pendek dengan anthera besar dengan stamen epipetal, anemofili, ovarium superum. Tangkai bunga berwarna hijau pucat dan berbulu. Dengan distribusi seksnya monoceus. Di Indonesia leunca banyak dikonsumsi sebagai lalapan atau sayuran. (Tjitrosoepomo. 2009: 122)
4.     
Ipomoea aquatica (Mengkudu)
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Subclass          : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili             : Rubiaceae
Genus             : Morinda
Spesies            : Morinda citrifolia
Deskripsi tanaman:
Morinda citrifolia (Mengkudu) merupakan salah satu tanaman herbal yang cukup terkenal di daerah tropis. Family dari Rubiaceae ini merupakan tanaman pohon tingginya mencapai 3-8 m. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 1500 mDpL. Nama Latin dari bauh ini adalah Morinda citrifolia, biasa disebut noni dalam bahasa hawaii dan bahasa Inggris dan ungcoikan dalam bahasa Myanmar. Tanaman mengkudu dapat tumbuh baik pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 1-1500 meter diatas permukaan laut, suhu udara antara 22-30 C, namun masih dapat tumbuh hingga suhu 32 C. kelembaban udara antara 50-70 %. Curah hujan antara 2000-3000 mm/tahun, dan cukup mendapat sinar matahari. Jenis tanah yang cocok bagi pertumbuhan mengkudu adalah alivial, latosol, dan podsolik merah kuning. (Anonim, 2013)
Morfologi:
Tanaman mengkudu memiliki organ-organ utama antara lain akar, batang, dan daun. Organ lainnya yaitu bunga, buah dan biji. Akar Menurut Tjitrosoepomo (1985) akar merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk memperkokoh berdirinya tanaman, dan menyerap air serta zat makanan dari dalam tanah. Akar memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Biasanya terdapat dalam tanah, Tidak berbuku-buku dan beruas-ruas, Warnanya tidak hijau, Tumbuh terus pada ujungnya, Bentuknya seringkali meruncing. Terdapat dua sistem perakaran menurut Tjitrosoepomo (1985). Sistem perakaran tunggang : jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Sistem perakaran serabut jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati, dan kemudian disusul oleh sejumlah akar yang sama besar keluar dari pangkal batang. Tanaman mengkudu memiliki sistem perakaran tunggang.
Batang Menurut Tjitrosoepomo (1985) batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat melekatnya organ-organ bagian atas suatu tanaman, tempat penimbunan zat hara, dan sebagai jalan pengangkutan air dan zat makanan. Batang memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder, Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun, Tumbuhnya mengikuti arah datangnya cahaya, Selalu bertambah panjang di ujungnya, Mengadakan percabangan, Umumnya tidak berwarna hijau. Tanaman mengkudu memiliki tipe batang berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batang kasar, kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tipe percabangannya adalah monopodial, yaitu dapat dibedakan antara batang pokok dan cabang.
Daun Menurut Tjitrosoepomo (1985) daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk resorbsi, asimilasi, transpirasi, dan respirasi. Tanaman mengkudu memiliki tipe daun tunggal, yaitu pada setiap tangkai daun terdapat satu helaian daun. Warna daun hijau, daging daun tebal, permukaan atas mengkilap, tepi daun rata, ujungnya lancip pendek, pangkal daun berbentuk pasak dan pendek, urat daun menyirip, tidak berbulu, dan  berbentuk segi tiga lebar. Bunga Menurut Tjitrasam (1983) bunga adalah sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorphosis yang berhubungan dengan fungsinya untuk bereproduksi, dengan demikian bunga merupakan organ reproduksi tumbuhan. Tanaman mengkudu memiliki buga sempurna, perbungaan bertipe bonggol bulat, termasuk bunga majemuk.  Bentuk bunga aktinomorf, letak bunga axillaris,  berkelamin dua. Mahkota bunga berbentuk corong, benang sari tertancap di mulut mahkota, dan kepala putik terbagi dua. Tanaman mengkudu memiliki Kelopak bunga yang tumbuh menjadi buah yang berbentuk bulat lonjong. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Buah yang muda berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. (Tjitrosoepomo. 2009: 122)
5.     
Duranta erecta (Anak Nakal)
            Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
 Kelas              : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Lamiales
Famili             : Verbenaceae
Genus             : Duranta
Spesies            : Duranta erecta
Deskripsi tanaman:
Duranta erecta (Anak Nakal) merupakan sejenis perdu hias yang biasa ditanam orang sebagai pagar hidup atau komponen taman. Terdapat sejumlah kultivar berupa tanaman pagar atau tanaman pembatas. Kultivar yang memiliki warna daun cerah dikenal sebagai teh-tehan karena menjadi tanaman pangkas seperti di perkebunan teh. Tumbuhan berasal dari Amerika Tengah ini sekarang menyebar di semua tempat tropis, di beberapa tempat bahkan mulai menjadi gulma atau spesies invasif (Australia, Tiongkok, Afrika Selatan, dan beberapa tempat di Oceania). (Anonim, 2013)
Morfologi:
Duranta erecta (Anak Nakal) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Lamiales family Verbenaceae. Spesies ini memiliki habitus Semak atau perdu tahunan, pola percabangan simpodial, bentuk penampangnya bulat, (Tjitrosoepomo. 2009: 72). Memiliki daun tunggal dengan letak filotaksisnya berhadapan (roset batang), bentuk lonjong. memiliki pertulangan daun menyirip (pinnate). Tepi daunnya bergerigi (Serrate), dengan ujung daun tumpul (Obtuse) dengan pangkal daun runcing (Accutus), (Tjitrosoepomo. 2009: 7). Memiliki bunga majemuk dengan perbungaan rasemosa dan simetri bunga yang Aktinomorf, Bunga berwarna biru sampai ungu dengan rona putih, tersusun dalam satu cabang yang keluar dari ketiak cabang atau ujung cabang, kaliks 2 - 6 sepal bersatu, biseksual, Corolla 4 - 5 simpetal, Stamen 24 adnasi dengan petal, ovarium superum, putik syncarp, stigma bercabang, berbunga sepanjang tahun. Tanaman ini bermanfaat sebagai obat malaria dan pelancar peredaran darah karena mengandung tannin, savonin dan flavanoid. (Tjitrosoepomo. 2009: 122)
6.     
Plumeria acuminate (Kamboja)
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
            Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Gentiniales
Famili             : Apocynaceae
Genus             : Plumeria
Spesies            : Plumeria acuminate
Deskripsi tanaman:
Plumeria acuminate (Kamboja) termasuk kedalam suku Apocynaceae. Apocinaceae merupakan nama suku untuk kamboja-kambojaan yang didalam kulit batang dan dauunya terdapat kelenjar yang menghasilkan getah yang berwarna putih. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Perancis. Walaupun berasal dari tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena ditanam di hampir setiap pura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaya, kemboja ditanam di pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang. (Anonim, 2013)
Morfologi:
Plumeria acuminate (Kamboja) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Gentiniales family Apocynaceae. Spesies ini memiliki habitus pohon, pola percabangan simpodial, bentuk penampangnya bulat, (Tjitrosoepomo, 2009: 72). Daun merupakan jenis daun majemuk, Kamboja memiliki daun yang tidak lengkap karena daunnya hanya memiliki tangkai daun (Petiolus) dan helaian daun (Lamina) tanpa memiliki upih daun (Vagina), bentuk daun jantung terbalik (Obcordatus), letak daun tersebar, dengan pertulangan menyirip (Pinnatus), tepinya rata (Entire), ujung daun jantung (Cordatus), dengan pangkal daunnya runcing (Accutus). (Tjitrosoepomo, 2009: 7). Bunganya majemuk, bersimetri aktinomorf, dan perbungaannya rasemosa, bunganya berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, kuncup bunga contortus (terpilin), calyx berjumlah 5 sepal, biseksual, ovarium superum, filamennya pendek, stamen berjumlah 4–5 epipetal, anthera bentuk panah, polentrinukleat, ada cakram nectar, berbunga sepanjang tahun. Digunakan untuk mengobati sakit kencing nanah, bengkak, bisul. (Tjitrosoepomo. 2009: 122).
7.     
Ipomoea batatas (Ubi jalar)
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
            Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Solanales
Famili             : Convolvulaceae
Genus             : Ipomoea
Spesies            : Ipomoea batatas
Deskripsi tanaman
Tanaman tahunan dikotil dengan batang menjalar. Warna kulit umbi bisa putih, kecoklatan, merah, ungu agak merah, atau kuning dengan warna umbi bisa putih, kuning, oranye atau merah. Hari panjang meningkatkan pertumbuhan batang, sedangkan hari pendek merangsang pembesaran umbi dan pembungaan.

Morfologi:
Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe pertumbuhan tegak atau merambat. Panjang batang tanaman merambat antara 2m-3m dan pada tipe tegak antara 1m-2m.ukuran batang dibedakan menjadi 3 macam yaiti : besar, sedang, dan kecil. Warna batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan. Bentuk ubi biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200g - 250g per ubi. Kulit ubi biasanya berwarna putih, kuning, ungu kemerah-merahan, struktur kulit ubi antara tipis sampai dengan tebal dan biasanya bergetah. Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk dangkal sampai berlekuk dalam, sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat menjari. Daun biasanya berwarna hijau tua atau hijau kekuning-kuningan.
Bunga ubi jalar berbentuk mirip “ terompet “ tersusun dari lima helai daun mahkota, lima helai daun bunga, dan satu tangkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00.bila terjadi penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah. Buah ubi jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji. (Tjitrosoepomo. 2009).
8.     
Tectona grandis (Jati)
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
            Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Lameales
Famili             : Verbenaceae
Genus             : Tectona  
Spesies            : Tectona grandis
Deskripsi tanaman
Tanaman jati merupakan habitus pohon. Pada daerah kering dan berbatu, pohon ini memiliki cabang yang rendah, tingginya sekitar 15-20 m dan diameter batangnya hanya 50 cm. sedangkan pada daerah yang subur dan cukup air tingginya dapat mencapai 30 m serta diameter pohonnya dapat mencapai 2 meter (Hyene, 1987). Pohon jati memiliki akar tunggang. Struktur batangnya kayu, Jenis daun pada tanaman ini tunggal, letaknya tersebar dan berbentuk lonjong. Lebar daunnya 30-40 cm sedangkan panjangnya bisa mencapai 40-50 cm. struktur pangkal dan ujungnya meruncing, pertulangan menyirip, permukannya kasar. Pada daun yang tua warnanya hijau pucat sedangan pada daun yang muda berwarna merah keunguan.  Daun jati memiliki beberapa khasiat antara lain sebagai obat radang tenggorokan, sakit sendi, dan memiliki beberapa kandungan kimia seperti flavonoid, saponin, tanin galatin, tanin katekat, kuinon dan steroid/triterpenoid. Flavonoid yang banyak terkandung dalam tanaman jati adalah quersetin dengan kadar 0,023% Pohon Jati merupakan jenis pohon penghasil kayu yang bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, bisa tumbuh hingga mencapai tinggi 30-40 m. Daunya besar, akan tetapi akan gugur atau rontok di musim kemarau.
Morfologi:
Pohon jati (Tectona Grandis sp.) Bisa tumbuh meraksasa sepanjang beberapa ratus th. Dengan ketinggian 40-45 mtr. Serta diameter 1, 8-2, 4 mtr. Tetapi, pohon jati rata-rata meraih ketinggian 9 hingga 11 meter, dengan diameter 0, 9-1, 5 mtr. Pohon jati yang mana dianggap baik yaitu pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, serta sedikit cabangnya. Kayu jati paling baik umumnya datang dari pohon yang berusia kian lebihpada 80 th.. Daun biasanya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang amat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, lebih kurang 60-70 cm × 80-100 cm ; namun pada pohon tua berkurang jadi lebih kurang 15 × 20 cm. Berbulu halus serta memiliki rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan serta mengeluarkan getah berwarna merah darah jika diremas. Ranting yang muda berpenampang sisi empat, serta berbonggol di buku-bukunya. Bunga majemuk terdapat didalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau semakin besar, diisi beberapa ratus kuntum bunga tersusun didalam anak payung menggarpu serta terdapat di ujung ranting ; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6 hingga 7 buah, warnanya agak keputih-putihan, dan berukuran sekitar 8 mm. Berumah satu. Buah berupa bulat agak gepeng, 0, 5 – 2, 5 cm, memiliki rambut kasar dengan inti tidak tipis, berbiji 2-4, namun biasanya cuma satu yang akan tumbuh. Buah akan tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang bentuknya melembung seperti balon kecil. Nilai rf yang dimiliki oleh daun jati yaitu sebesar 0, 58-0, 63. (Tjitrosoepomo. 2009).


9.     
Catharanthus roseus (Tapak dara)
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
            Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili             : Apocynaceae
Genus             : Catharanthus
Spesies            : Catharanthus roseus
Deskripsi tanaman:
Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet dengan permukaan berbulu halus, ujungnya melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya. Buahnya berbentuk silinder, ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji Tapak dara merupakan tanaman herba/semak yang tegak, hidup lama, tinggi 0,2-0,8 m dan mengandung getah. Batangnya mengandung getah berwarna putih susu, berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan berambut sangat lebat. Daun bersusun berhadapan, bertangkai pendek, memanjang bulat telur dengan pangkal serupa baji dan ujung tumpul panjang 2 – 6 cm, lebar 1 – 3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek. Bunganya muncul dari ketiak daun. Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari taju bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya runcing menutup ke kiri. berbunga sepanjang tahun, berbentuk tubular, panjang 1,5-4 cm, lebar 5 cm memiliki 5 mahkota kecil. Bunga berwarna violet, merah rosa, putih (var. albus), putih dengan bintik merah (var. ocellatus), ungu, kuning pucat. Buahnya berbentuk silindris, ujung lancip, berbulu, panjang sekitar dengan panjang folikel 1-4 cm hijau dan berbiji banyak tanpa rambut gombak. Bijinya mempunyai panjang 1-2mm berbentuk persegi panjang, hitam, kotiledon datar, endosperm kecil. Panjang akar dapat mencapai 70 cm.
Morfologi
                  Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1 meter. Memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil,berkayu, beruas, dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek. Habitus Merupakan tumbuhan perdu dengan ketinggian 1 meter Akar Memiliki sisterm perakaran serabut (radix adventicia) berwarna kecoklatan. Batang  Batang berbentuk bulat (teres) bagian pangkalny berkayu. Permukaan batang rata (laevis), arah tumbuh batang condong (ascendens), pola percabangan simpodial. Daun Merupa daun tunggal terdiri atas tankai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Panjang daun sekitar 2-6 cm dan lebar 1-3 cm , bangun daunnya jorong (ovalis), ujung daun runcing (acutus), pangkal daun meruncing (acuminatus), tepi daun rata (integer), tulang daun menyirp (penninervis), duduk daun berhadapan (folia decusata). Permukaan daun mengkilap dan berambut. Termasuk bung majemuk bisexualis .terdapat perhiasan bunga berupa corolla 5 petal lepas berwarna merah muda tau putih, calyx terdiri dari 5 sepal lepas, dengan simetris bunga  actinomorph. Alat kelamin terdiri dari  stamen terdapat 5 buah dan letak anthera doorsifix. Pistillum berjumlah 1 buah letak ovarium superum memiliki 2 loculus, 2 carpellum, letak ovulum axilaris.  Buah Termasuk buah bumbung berisis banyak buah berwarna hitam. (Tjitrosoepomo. 2009).
10. 
 Capsicum Annuum (Cabe-cabean)
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
            Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Solanales
Famili             : Solanaceae
Genus             : Capsicum 
Spesies            : Capsicum Annuum
Deskripsi tanaman:
Cabai adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok". Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami. Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis. Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang, tomat, terung, ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam serangan hama dan penyakit. Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan tanaman cabai Jawa (Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai. Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan dengan bentuk buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman cabai Jawa lebih berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum). Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.
Morfologi:
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3-11 cm, dengan lebar antara 1-5 cm. Batang Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim. Akar Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu. Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2-3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5-20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10-20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman. Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di dalamnya. Buah dan biji Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell. Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama. (Tjitrosoepomo. 2009).
VII.          Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1)      Asteridae  merupakan subkelas dari Magnoliopsida.
2)      Subclassis Asteridae, spesies yang telah diamati pada subkelas ini Plumeria acuminate (Kamboja), Duranta erecta (Anak Nakal), Solanum torvum (Takokak), Ixora javanica (Soka), Ageratum conyzoides (Babadotan).
3)       Ageratum conyzoides (Babadotan) dari family Asteraceae: Memilki braktea involukrum, Bunga pseudanthium,  Memilki bunga pita, bibir dan tabung.
4)      Ixora javanica (Soka) dari family Rubiaceae: Daun memiliki stipula interpetiolus, mahkota 4-5 berbentuk tabung
5)      Solanum torvum (Takokak) dari family Solaneceae: Kaliks persisten, kelopak 5 bersatu, bunga kelipatan 5, Petal bersatu. Bunga berbentuk bintang, Batang memiliki rambut Bunga umumnya bentuk lonceng atau corong, Stamen sebanyak petal Ada getah, limbus tidak terbagi.
6)      Duranta erecta (Anak Nakal) dari family Verbenaceae: Petal bersatu ada tubus, limbus dan faux, Batang muda segi empat, mahkota 5 simpetal, berbibir 2.
7)      Plumeria acuminate (Kamboja) dari family Apocynaceae: Bunga pada waktu kuncup berputar, Bergetah putih atau bening, Antera terkumpul dibawah faux berbentuk tombak atau panah
VIII.            Pertanyaan
1)      Tuliskan cirri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk kepada subclassis Asteridae?
Karakteristik yang dimiliki oleh tumbuhan subkelas ini antara lain, secara umum berhabitus pohon, semak dan herba dengan pola percabangan simpodial, daun tunggal ataupun majemuk, bunga hipogin, perigin sampai epigin, salah satu ciri khas yang dimiliki oleh subkelas ini yaitu Corolla simpetal, beberapa stamen epipetal sering ada cakram nektar, pollen berinti 2 atau 3, Triaperture, ginesium apokarpi atau sinkarpi, ovarium superum atau inferum, plasenta bervariasi (Mostly aksilar), ovulum unitegmik, substansi senyawa iridoid dan atau alkaloid.
2)      Jelaskan kekhasan tumbuhan yang termasuk kedalam Asteraceae, Solanaceae, dan Convolvulaceae?
Familia Asteraceae: Daun tunggal, tanpa stipula, letaknya tersebar atau berhadapan, bunga majemuk (kapitulum) dikelilingi braktea involukrum, memiliki 3 bentuk bunga yaitu bunga pita, bunga tabung, dan bunga bibir. Contoh tumbuhannya adalah Ageratum conyzoides (Babadotan)
Familia Solanaceae: Bunga tunggal atau majemuk, pentamer, sepal bersatu dan persisten, petal bersatu berbentuk seperti corong. Contohnya adalah Solanum torvum (Takokak)
Familia Convolvulaceae: Habitus bervariasi, batang berongga, bunga tunggal atau majemuk, bentuknya actinomorph, petal bersatu berbentuk lonceng. Contohnya Ipomoea batatas (ubi jalar)
3)      Jelaskan kekhasan dara Ageratum conyzoideus dilihat dari bunganya?
Termasuk bunga majemuk, dengan perbungaan rasemosa dan simetri zigomorf, Memilki braktea involukrum, Bunga pseudanthium,  Memilki bunga pita, bibir dan tabung,  Bunga-bunga dengan kelamin yang sama berkumpul dalam bongkol rata-atas, yang selanjutnya (3 bongkol atau lebih) terkumpul dalam malai rata terminal. Bongkol 6–8 mm panjangnya, berisi 60–70 individu bunga, di ujung tangkai yang berambut, dengan 2–3 lingkaran daun pembalut yang lonjong seperti sudip yang meruncing. Mahkota dengan tabung sempit, putih atau ungu dengan tipe Gamopertalus, tenda bunganya Calycinus, benang sari Syngenesius, dan putiknya Syncarp. Dengan distribusi seksnya monoceus.
4)      Jelaskan kekhasan dara Mussaenda frondosa dilihat dari bunganya?
Bunga majemuk, berkelamin dua, kelopak bentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota, bunga soka yang masih kuncup mirip dengan jarum sehingga akan terkesan seperti gundukan jarum disaat sebelum bunganya mekar, kaliks mereduksi atau berubah bentuk menjadi pappus, korolla berbentuk tabung, berligula atau mempunyai 2 labia, stamen 5, epipetalus, antena menyatu, ginesium berkarpela 2, ovarium inferum, satu lokulus, satu ovarium, stilus simpel, bercabang 2, Dengan distribusi seksnya monoceus.
5)      Tuliskan salah satu family yang anggotanya banyak termasuk kedalam kelompok sayuran?
Family Convolvulaceae







DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2000. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Anonim, 2013. Asoka. http://id.wikipedia.org/wiki/Asoka (diakses tanggal 5 April 2014).
Anonim, 2013. Bandotan. http://id.wikipedia.org/wiki/Bandotan (diakses tanggal 5 April 2014).
Anonim, 2013.  Ranti. http://id.wikipedia.org/wiki/Ranti (diakses tanggal 5 April 2014).
Anonim, 2013. Sinyo Nakal. http://id.wikipedia.org/wiki/Sinyo_nakal (diakses tanggal 5 April 2014).
Anonim, 2013. Kemboja. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemboja (diakses tanggal 5 April 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar